Simaklah sedikit cerita Seorang Dosen Fakultas Ekonomi UNISSULA Semarang Dr. Ardian Adhiatma. "Saya pernah bertemu dengan seorang sales officer sebuah bank syariah. Saya bertanya tentang produk bank syariah yang ia tawarkan, tapi dia tidak menggunakan istilah bank syariah untuk menjelaskan produknya. Parahnya lagi, pakaian yang dia kenakan belum islami."
Adanya cerita tersebut, menandakan masih belum layaknya SDM yang direkrut oleh pihak bank syariah.Faktor internal yang bisa lebih cepat teratasi dianggap sebagai sebuah langkah perusahaan atau bank atau organisasi serius menanganinya.
Tahap penyeleksian harapannya menjadi hal pertama yang dilaksanakan bank syariah dengan baik. Memilih
orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi
lowongan pekerjaan di sebuah bank syariah.
Aktivitas penseleksian bisa
dengan menggunakan data hasil asesmen dan kemudian dibuat peringkat
penilaian. Penseleksian akan menyaring lebih sedikit calon SDM
yang akan diterima bank syariah. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan calon SDM yang kompetitif dan Islami. Dengan wawancara, bank syariah bisa
mendapatkan data lebih rinci tentang calon SDM-nya dengan melakukan
dialog yang telah diatur sedemikian rupa. Departemen SDM di bank syariah
bisa membuat daftar pertanyaan yang mengarah kepada terjaringnya calon SDM yang potensial kompetitif dan Islami.
Untuk memperkuat hasil seleksi, bank
syariah dapat melakukan asesmen kembali pada tahap seleksi ini untuk
lebih mencocokan antara informasi dan karakter pekerjaan dengan
informasi dan karakter calon SDM. Departemen SDM dan pejabat bank
syariah pada tahap ini harus mencermati calon karyawan yang akan
dipilih yang kemudian menjadi keuntungan selaras dengan visi misi bank syariah. Jika kesalahan dalam penseleksian ini terjadi, bukan tidak mungkin akan menimbulkan kerugian bagi
bank syariah.