Rabu, 29 Juli 2015

SDM yang Syariah, Seleksi!

Image result for faktor internal sdm syariahSeperti yang diungkapkan Guru Besar Fakultas Ekonomi UNISSULA Semarang Prof Widodo, bahwa "Sumber Daya Manusia adalah aset perusahaan yang tak ternilai". Begitu mendengar hal itu, saya langsung menyadari betapa pentingnya kemakmuran yang seharusnya dirasakan oleh para SDM guna keberlangsungan perusahaan. Ya.. dalam hal ini yaitu Bank Syariah yang seharusnya juga memberikan kemakmuran pada SDM-nya, baik dari atasan sampai bawahan. Kemakmuran SDM bukan hanya tentang financial, atau fasilitas refreshing, namun pentingnya mutu dan kualitas seorang SDM juga sangat penting untuk menambah ilmu, keahlian, dan jenjang karirnya.
Simaklah sedikit cerita Seorang Dosen Fakultas Ekonomi UNISSULA Semarang Dr. Ardian Adhiatma. "Saya pernah bertemu dengan seorang sales officer sebuah bank syariah. Saya bertanya tentang produk bank syariah yang ia tawarkan, tapi dia tidak menggunakan istilah bank syariah untuk menjelaskan produknya. Parahnya lagi, pakaian yang dia kenakan belum islami."
Adanya cerita tersebut, menandakan masih belum layaknya SDM yang direkrut oleh pihak bank syariah.Faktor internal yang bisa lebih cepat teratasi dianggap sebagai sebuah langkah perusahaan atau bank atau organisasi serius menanganinya. 
Tahap penyeleksian harapannya menjadi hal pertama yang dilaksanakan bank syariah dengan baik. Memilih orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan di sebuah bank syariah.
Aktivitas penseleksian bisa dengan menggunakan data hasil asesmen dan kemudian dibuat peringkat penilaian. Penseleksian akan menyaring lebih sedikit calon SDM yang akan diterima bank syariah. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan calon SDM  yang kompetitif dan Islami. Dengan wawancara, bank syariah bisa mendapatkan data lebih rinci tentang calon SDM-nya dengan melakukan dialog yang telah diatur sedemikian rupa. Departemen SDM di bank syariah bisa membuat daftar pertanyaan yang mengarah kepada terjaringnya calon SDM  yang potensial kompetitif dan Islami.
Untuk memperkuat hasil seleksi, bank syariah dapat melakukan asesmen kembali pada tahap seleksi ini untuk lebih mencocokan antara informasi dan karakter pekerjaan dengan informasi dan karakter calon SDM. Departemen SDM dan pejabat bank syariah pada tahap ini harus mencermati calon karyawan yang akan dipilih yang kemudian menjadi keuntungan selaras dengan visi misi bank syariah. Jika kesalahan dalam penseleksian ini terjadi, bukan tidak mungkin akan menimbulkan kerugian bagi bank syariah.