"alih-alih
memberikan kebahagiaan, uang (berapapun jumlahnya) bisa menambah daftar
persoalan hidup. Padahal, menurut Reeves, rencana keuangan yang baik,
tidak hanya menempatkan fokus pada seberapa banyak uang yang bisa Anda
simpan untuk masa depan. Tetapi juga bagaimana Anda bisa mengikis
kekhawatiran yang ditimbulkan karena uang. "
Segala-galanya menjadi hal yang mustahil anda beli jika anda tidak mempunyai uang sama sekali. Namun jika anda sudah dikaruniai Tuhan dengan uang yang melimpah, dan anda tiak bisa mengelolanya? Mari kita bahas kebodohan seseorang dalam mengelola uang.
1. Lebih besar pasak daripada tiang. Pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan, intinya sesorang seharusnya tidak boleh menikmati apa-apa yang memang belum layak ia nikmati. Ingat pepatah, "berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian."
2. Tidak memiliki tabungan. Tabungan di sini bukan mutlak tabungan/ deposito, namun bisa investasi usaha atau surat berharga.
Tabungan juga bisa membantu kita
menghadapi masa depan, saat pensiun nanti misalnya. Ketika tidak ada
pemasukan lagi, Anda masih bisa memenuhi kebutuhan masa tua Anda dari
tabungan.
3. Tinggal di tempat yang tak terjangkau.
Hampir sama dengan no.1. Namun, di sini kita harus lebih menyadari siapa kita, seberapa uang yang kita miliki. Bolehlah bermimpi tinggal di sebuah rumah mewah.
Tapi, ya, lihat isi kantong dulu dong. Para perencana keuangan
menyarankan agar cicilan rumah tak lebh dari 30 persen dari penghasilan.
Jumlah cicilan yang melebihi itu, Anda bisa mengalami situasi nomer 1, yaitu lebih besar pasak daripada
tiang. Sehingga Anda akan jatuh dalam situasi nomer 2, yaitu tidak
memiliki tabungan.
4. Tidak menyiapkan tabungan untuk hari tua. Semua orang tau tentang dana pensiun, namun bagaimana jika uang pensiunan tidak mencukupi kebutuhan anda di hari tua. YA! menabunglah mulai sekarang.
Karena hasil yang diberikan investasi
bisa jauh lebih besar dari inflasi, sehingga nilai uang tidak tergerus.
Anda bisa memulai investasi dengan emas, atau bisa juga di bursa saham,
reksadana, property ataupun bisnis.
6. Terlalu serakah. Berinvetasi memang
memberikan imbal hasil yang menggiurkan. Tapi, ada risiko yang harus
ditanggung. Risiko dan hasil berbanding lurus. Semakin besar hasil yang
didapatkan, semakin besar pula risiko (kehilangan uang) yang mungkin
terjadi.
Jika, Anda berniat berinvestasi untuk
tabungan hari tua, sebaiknya tekan nafsu serakah Anda. Jangan sampai
Anda malah tidak mendapat apa-apa karena uang investasi menguap begitu
saja.